Ada beberapa yang mungkin masih bingung apa itu Coating Thickness namun bisa kita kaitkan dalam contoh kasus pengujian kualitas cat. Pengujian kualitas cat pada material seperti logam, timah, baja, logam dan lainnya sangat diperlukan bagi suatu industri atau perusahaan untuk menentukan ketebalan cat yang diaplikasikan sesuai standar kualitas dari pengecatan yang dilakukan. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan secara umum dalam melakukan pengujian kualitas cat meliputi :
1. Visual
2. Ketebalan (thickness) lapisan cat
3. Kerekatan (adhesion)
4. Kekerasan (hardness)
5. Corosion resistance (ketahanan korosi)
1. Coating Thickness secara visual
Untuk melihat visual lapisan film cat yang meliputi kerusakan-kerusakan pengecatan yang dapat diketahui secara visual, misalnya : popping, pin hole,orange peel, cratering (lubang kawah) motling, meler (sagging), dry spray , kotor, cat berbintik-bintik dan lain-lain.
2. Ketebalan (thickness)
Untuk mengetahui ketebalan (thickness) cat di permukaan suatu material atau benda yang dicat, untuk cat stoving standar sebagai dasar dalam melakukan pengujian ketebalan sebesar 35-55m.
3. Adhesion
Untuk mengukur tingkat kerekatan cat pada benda kerja baik metal maupun plastik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pengelupasan pada part yang sudah dicat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode cross cut.
4. Kekerasan (hardness)
yaitu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan lapisan cat pada plat.
5. Corrosion Resistance (ketahanan korosi)
Pengujian ini disebut juga dengan “Salt spray” yaitu pengujian cat yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan cat menahan timbulnya karat. Tes ini khusus untuk test cat stoving (metal).
Cacat Pengecatan dan Penyebabnya
Pada proses pengecatan sering dijumpai banyak kesalahan yang disebabkan oleh berbagai faktor yang berpengaruh. Salah satu kesalahan dalam pengecatan adalah ketebalan lapisan cat yang tidak sesuai standar. Faktor penyebabnya secara lebih rinci akan dijelaskan dalam bagian berikut ini.
Ketebalan lapisan cat yang tidak sesuai standar yang diaplikasikan dipengaruhi oleh cat meleleh sehingga cat tidak rata dan pada bagian tertentu catnya sangat tebal. Hal ini terdapat pada permukaan yang tegak atau menyudut.
Penyebabnya :
1. Terlalu banyak thinner yang lambat menguap
2. Lapisan cat terlalu tebal atau kurang merata
3. Cat disemprotkan terlalu sering tanpa waktu tunggu yang cukup antara pelapisan yang satu dengan yang berikutnya
4. Alat semprot terlalu dekat dengan permukaan yang disemprot
5. Tekanan udara rendah
6. Cairan yang keluar dari alat semprot terlalu banyak
7. Viskositas cat penyemprotan terlalu rendah.
Untuk mengukur ketebalan lapisan cat dalam pengecatan ini, diperlukan sekali alat uji coating thickness. Karena alat uji coating thickness ini berfungsi untuk menentukan ketebalan lapisan cat tiap titik dari material sesuai standar yang diaplikasikan sehingga sangat diperlukan bagi perusahaan industri atau perusahaan lainnya.
Ada beberapa yang mungkin masih bingung apa itu Coating Thickness namun bisa kita kaitkan dalam contoh kasus pengujian kualitas cat. Pengujian kualitas cat pada material seperti logam, timah, baja, logam dan lainnya sangat diperlukan bagi suatu industri atau perusahaan untuk menentukan ketebalan cat yang diaplikasikan sesuai standar kualitas dari pengecatan yang dilakukan. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan secara umum dalam melakukan pengujian kualitas cat meliputi :
1. Visual
2. Ketebalan (thickness) lapisan cat
3. Kerekatan (adhesion)
4. Kekerasan (hardness)
5. Corosion resistance (ketahanan korosi)
1. Coating Thickness secara visualUntuk melihat visual lapisan film cat yang meliputi kerusakan-kerusakan pengecatan yang dapat diketahui secara visual, misalnya : popping, pin hole,orange peel, cratering (lubang kawah) motling, meler (sagging), dry spray , kotor, cat berbintik-bintik dan lain-lain.
2. Ketebalan (thickness) Untuk mengetahui ketebalan (thickness) cat di permukaan suatu material atau benda yang dicat, untuk cat stoving standar sebagai dasar dalam melakukan pengujian ketebalan sebesar 35-55m.
3. Adhesion Untuk mengukur tingkat kerekatan cat pada benda kerja baik metal maupun plastik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pengelupasan pada part yang sudah dicat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode cross cut.
4. Kekerasan (hardness) yaitu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan lapisan cat pada plat.
5. Corrosion Resistance (ketahanan korosi) Pengujian ini disebut juga dengan “Salt spray” yaitu pengujian cat yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan cat menahan timbulnya karat. Tes ini khusus untuk test cat stoving (metal).
Cacat Pengecatan dan Penyebabnya :
Pada proses pengecatan sering dijumpai banyak kesalahan yang disebabkan oleh berbagai faktor yang berpengaruh. Salah satu kesalahan dalam pengecatan adalah ketebalan lapisan cat yang tidak sesuai standar. Faktor penyebabnya secara lebih rinci akan dijelaskan dalam bagian berikut ini.
Ketebalan lapisan cat yang tidak sesuai standar yang diaplikasikan dipengaruhi oleh cat meleleh sehingga cat tidak rata dan pada bagian tertentu catnya sangat tebal. Hal ini terdapat pada permukaan yang tegak atau menyudut.
Penyebabnya :
1. Terlalu banyak thinner yang lambat menguap
2. Lapisan cat terlalu tebal atau kurang merata
3. Cat disemprotkan terlalu sering tanpa waktu tunggu yang cukup antara pelapisan yang satu dengan yang berikutnya
4. Alat semprot terlalu dekat dengan permukaan yang disemprot
5. Tekanan udara rendah
6. Cairan yang keluar dari alat semprot terlalu banyak
7. Viskositas cat penyemprotan terlalu rendah.
Untuk mengukur ketebalan lapisan cat dalam pengecatan ini, diperlukan sekali alat uji coating thickness. Karena alat uji coating thickness ini berfungsi untuk menentukan ketebalan lapisan cat tiap titik dari material sesuai standar yang diaplikasikan sehingga sangat diperlukan bagi perusahaan industri atau perusahaan lainnya.